Senin, 14 April 2014

Berani Mengambil Risiko




Untuk mengambil pengaruh keberanian mengambil risiko atas kesuksesan, dipilihlah dua belas orang dengan background yang relatif sama untuk diteliti. Setelah diberi arahan secukupnya, mereka dimasukkan dalam sebuah gedung yang agak gelap. Setelah berada di dalam gedung, ketua tim peneliti menunjukkan kepada mereka bahwa di depan mereka, di seberang kolam ada sebuah medali yang terbuat dari emas murni.

“Untuk mendapatkannya, Anda harus melewati jembatab gantung itu. Jika gagal dan jatuh ke bawah, Anda akan berisiko patah tulang kaki atau tangan. Namun, jangan khawatir tim medis kami siap menolong Anda jika ada masalah.” Ia menjelaskan lebih lanjut.
“Siapa yang berani mencoba lebih dahulu?” tantang ketua tim kepada dua belas orang tersebut. Mereka saling pandang, berdiskusi dan saling berbisik. Namun sayangnya, tidak ada yang berani mengajukan diri mencoba. Setelah ditunggu, belum ada juga yang mengajukan diri. Melihat itu, ketua tim kembali bertanya, “Ayo, siapa yang berani mencoba?”
Tiba-tiba seorang dari mereka maju dan langsung mencoba. Dengan berani dan hati-hati, ia meniti jembatan tersebut. Akhirnya, dia berhasil dan dengan bangga menunjukkan medali emas itu. Setelah itu, ketua tim peneliti menghidupkan beberapa bola lampu. Ia membawa para peserta mendekati kolam tersebut. Ternyata di bawah jembatan itu telah dipasang jaring yang transparan.
Ketika ditawarkan lagi, siapa yang berani melewati jembatan gantung tersebut, akan mendapat hadiah hiburan. Hanya tiga orang yang maju ke depan. Dengan langkah hati-hati, mereka berhasil melewati jembatan gantung tersebut dan mendapat hadiah hiburan dari ketua tim peneliti.
Kemudian peserta sisanya bertanya,”Pak, apakah jaring itu cukup kuat menahan beban orang?”
“Ia cukup  menahan sampai lima puluh orang sekaligus,” jawab ketua tim peneliti. Kemudian ia menyambung, “Sayangnya kesempatan sudah tidak ada lagi,”
Kisah tersebut bercerita tentang peluang dan kesempatan. Dalam pekerjaan, apapun yang kita lakukan mesti ada risikonya. Seorang pemimpin perusahaan menolak untuk menciptakan produk baru karena takut tidak laku. Pedagang tidak mau berjualan telur ayam karena takut telurnya akan banyak yang pecah, atau orang tidak mau menjadi sopir angkot karena takut kecelakaan. Setiap yang kita lakukan memang ada risikonya. Bahkan jika tidur terlalu lamapun aka nada efek samping atau risikonya bagi tubuh.
Risiko itu adalah bumbu kesuksesan. Jika kita ingin sukses, maka bersiaplah menghadapi risiko. Jika ada peluang, maka hadapi dan berusaha sekuat tenaga. Jangan mau angkat tangan sebelum berperang! Apapun hasilnya, hal yang terpenting adalah kita mau mencoba dan tidak menjadi pengecut. Tapi ingat juga, risiko masih bisa diminimalisir bukan?

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts