Si Fulan berkata kepada Juha, "Aku mendengar teriakan dari rumahmu." Juha berkata, "Pakaianku jatuh dari atas." Si Fulan tersebut berkata, "Mengapa pakaian tersebut terjatuh dari atas?' Juha berkata, "Hai orang dungu, seandainnya aku berada di dalamnya, bukankah aku jatuh bersamanya?"
Pada suatu hari, Juha membeli tepung, kemudian ia menyuruh kuli pasar untuk mengangkutnya, namun kemudian kuli pasar tersebut kabur membawa tepung Juha. Beberapa hari kemudian, Juha melihat kuli pasar tersebut, kemudian ia bersembunyi daripadanya. Seseorang bertanya kepada Juha, "Kenapa engkau melakukan hal ini?" Juha menjawab, "Aku khawatir dia meminta upah dariku!?"
Juha disuruh ayahnya membeli kepala kambing panggang, kemudian Juha membelinya. Setelah membelinya, Juha duduk di jalan, kemudian ia memakan kedua mata kepala kambing tersebut, kedua telinganya, lidahnya dan otaknya, kemudian sisanya ia berikan kepada ayahnya. Ayahnya berkata, "Celaka engkau wahai Juha, apa ini?" Juha menjawab, "Itu kepala kambing panggang yang engkau pesan." Ayahnya bertanya, "Mana kedua matanya?" Juha menjawab, "Kambing tersebut buta." Ayahnya bertanya, "Mana kedua telinganya?" Juha menjawab, "Ia tuli." Ayahnya bertanya, "Mana lidahnya?" Juha menjawab, "Ia bisu." Ayahnya bertanya, "Mana otaknya?" Juha menjawab, "Ia tidak berotak." Ayahnya berkata, "Celaka engkau, kembalikan kepala kambing panggang ini dan mintalah ganti kepada penjualnya!"
Keledai Juha hilang, kemudian ia berjalan keliling di Madinah mencarinya sambil mengucapkan pujian kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Seseorang bertanya kepada Juha, "Bagaimana engkau memuji Allah, padahal keledaimu hilang?" Juha menjawab, "Aku memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya, karena aku tidak mengendarai keledai tersebut. Jika aku mengendarainya, tentu aku ikut hilang bersamanya."
Diantara bentuk ketololan Ajal bin Lujaim, bahwa pernah ia ditanya, "Siapa nama kudamu?" Ajal bin Lujaim pergi ke tempat kudanya, kemudian ia mencungkil salah satu matanya, kemudian ia berkata, "Aku namakan kudaku si buta sebelah."
Seorang wani bertemu dengan orang besorban yang mengendarai kedelai. Wanita tersebut buta huruf dan mempunyai surat yang ingin ia baca. Kemudian ia menghentikan laki-laki besorban tersebut. Ia memberikan suratnya kepadanya, dan memintanya membacakan untuknya. Laki-laki besorban tersebut meminta maaf dengan berkata, "Maaf, saya tidak bisa membaca." Wanita tersebut pun kagetbukan kepalang. Ia berkata, "Engkau pakai sorban, namun tidak bisa membaca?" Mendengar ucapan wanita tersebut, laki-laki besorban tersebut tidak bisa berbuat apa-apa selain meletakkan sorbannya di kepala keledainya. Ia berkata, "Hai keledai, silahkan baca surat ini !?"
0 komentar:
Posting Komentar