Jumat, 22 November 2013

RAHASIA KEBAHAGIAAN SEJATI

Kebahagiaan itu bukanlah kecantikan Zulaikha, bukan istana Abdul Malik ibn Marwan, bukan pula pasukan Harun ar-Rasyid, bukan rumah mewah Al-Jashshash, bukan harta simpanan Qorun, bukan kekuasaan Fir’aun, bukan pencintaan Layla Majnun, bukan yang ada dalambuku As-Syifa’ karya Ibn Sina, bukan pula dalam koleksi syair Al-Mutanabbi, dan bukan keindahan taman-taman Cordoba, atau kebun-kebun indah lainnya. Tetapi, kebahagiaan adalah seperti hal-hal dibawah ini:


  • Dalam sebuah hadist shahih disebutkan, “Kebahagiaan itu adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa yang terbesit dalam dadamu, dan engkau tak suka orang lain tahu hal itu.”
  • Kaitannya dengan persoalan kebahagiaan adalah : barang siapa yang menyebarkan kebahagiaan dirinya, maka pada umumnya mereka akan mengalami penyesalan, kesedihan dan kegelisahan. “Dan, hendaklah dia berlaku lemah lembut dan sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun,”  (QS. AL-Kahfi: 19)
  • Kebahagiaan adalah bersikap yang sewajarnya, tidak menelan baying-bayang, dan membuang semua kekhawatiran di dalam hati.
  • Kebahagiaan adalah kebaikan. Dalam hadist lain disebutkan, “Kebaikan itu mendatangkan ketenangan, sedangkan dosa menimbulkan kecurigaan.”  Sudah jelas, orang yang berbuat baik akan selalu merasa tenang, sedangkan kecurigaan menyibukkan diri untuk mengetahui apa yang terjadi, apa yang terdetik di hati orang lain, benda apa saja yang bergerak, dan ingin tahu segalanya, segala sesuatu yang hanya membuat jiwa tidak tenang.
  • Kebahagiaan adalah kesulitan yang terpecahkan, permusuhan yang menyurut, kesalihan yang terpraktekkan dan syahwat yang bisa dikalahkan.
  • Kebahagiaan adalah ketaatan kepada Allah sepanjang hayat. “Sesungguhnya kebahagiaan di atas kebahagiaan adalah umur yang panjang yang digunakan untuk taat kepada Allah,” (Al-Hadist)
  • Kebahagiaan adalah ketenangan hati, karena kebaikan yang ada di sekelilingnya. Kebahagiaan itu ada dalam pengorbanan dan pengikraran terhadap (keinginan) diri sendiri. Juga di dalam usaha mengeluarkan semua upaya dan mencegahsemua bahaya, serta jauh dari sifat ananiyah (ego) dan balas dendam.
  • Kebahagiaan adalah ketika jiwa telah berhasil mencaoai tingkat kesempurnaannya. Kemenangan adalah ketika jiwa telah mendapatkan buah dari amalannya. Dan, nasib yang baik adalah ketika dunia yang dicarinya telah mengabdi kepadanya.
  • Kebahagiaan adalah ketika mushaf menjadi teman akrab Anda, amalan anda menjadi hobi, rumah menjadi tempat Anda menyendiri, dan harta simpanan Anda adalah kepuasan diri Anda.
  • Kebahagiaan adalah minyak wangi yang tidak bias Anda siramkan kepada orang yang ada di sekitar Anda sementara Anda sendiri terkena percikannya.
  • Kebahagiaan adalah sebuah pohon, dimana airnya, makanannya, udaranya, dan cahayanya adalah keimanan kepada Allah dan akhirat.
  • Kebahagiaan adalah sebuah selimut yang terbuat dari bayang-bayang, tapi bukan berarti ia hanyalah impian semu, melainkan sesuatu yang patut Anda waspadai, karena yang namanya bayang-bayang tak selamanya muncul di hadapan kita, dan sesungguhnya bayang-bayang it bersifat sementara.
  • Kebahagiaan bagi Ibn al-Musayyab adalah pemahamannya terhadap Tuhannya, bagi Al-Bukhari adalah kitab Shahih-nya, bagi Al-Hasan al-Basyri adalah kejujurannya, bagi As-Syafi’I adalah hokum-hukum yang disimpulkannya, bagi Malik adalah kehati-hatiannya, bagi Ahmad ibn Hanbal adalah sikap wira’i-nya, dan bagi Tsabit al-Bunani adalah ibadahnya.
  • Kebahagiaan itu ada dalam sikap bersahaja (sedang-sedang saja), bukan dalam sikap melampaui batas. Dan bukan pula dalam sikap ogah-ogahan, sikap terlalu berlebihan dan melalaikan. Kesahajaan adalah manhaj Tuhanani (jalan ketuhanan) yang akan mencegah seorang hamba agar tidak terjebak ke dalam dua sisi yang sangat ekstrim itu. 
  • Kebahagiaan itu adalah kecukupan dan adanya tanah untuk berdomisili, keselamatan dan ketenangan, keamanan dari fitnah, terhindar dari ujian, syukur atas nikmat, dan ibadah sepanjang zaman.
  • Kebahagiaan itu adalah keriangan hati, karena kebenaran yang dihayatinya. Kebahagiaan adalah kelapangan dada, karena prinsip yang menjadi pedoman hidup.
  • Kebahagiaan itu hanya kilasan waktu yang nyata. Kesedihan adalah tebusannya. Kemarahan adalah kekejian yang diakibatkannya. Menganggur adalah kerugian, dan ibadah adalah perdagangan.
  • Kebahagiaan itu hanyalah jika Anda hidup terbebas dari semua kekuatan yang menekan fisik, akal, menatal dan khayalan Anda hanyalah untuk tujuan menjadi hamba Allah saja.
  • Kebahagiaan itu tidak ada dalam garis keturunan, harta benda, dan emas berlian, tapi kebahagiaan itu terdapat dalam agama, ilmu, sopan santun, dan harapan yang terpenuhi.
  • Kebahagiaan itu tidak terletak pada cek yang dicairkan, tidak pada kendaraan yang dibeli, bukan pada wangi bunga yang semerbak, bukan pada gandum yang tumbuk, dan bukan pula pada kain yang dibentangkan.
  • Kebahagiaan itu menurut sahabat, adalah sesuatu yang tidak banyak menyibukkan, kehidupan yang sangat sederhana dan penghasilan yang pas-pasan.
  • Kebahagiaan takkan dapat digapai hanya dengan tidur yang panjang, bersikap masa bodoh, dan meninggalkan nilai-nilai yang tinggi. Jangan Anda tunda apa yang bias Anda kerjakan, karena Allah mencegah hamba-Nya untuk menunda pekerjaan yang baik. “Apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu : Berangkatlah (untuk berjihad) di jalan Allah,, kamu berasa berat dan ingin tetap tinggal di tempatmu?” (QS. At-Taubah: 38).
  • Menurut Allah, hamba-Nya yang paling bahgia adalah orang yang paling banyak melakukan kebaikan dengan tangannya sendiri, yang paling banyak memberikan kebaikan kepada saudara-saudaranya, dan yang paling banyak bersyukur atas semua itu.
  • Orang yang bahagia adalah orang yang bias melupakan sesuatu yang sudah tidak mungkin lagi diperbaiki, dan yang selalu ingat kebaikan orang lain serta melupakan keburukan mereka.
  • Orang yang paling bahagia adalah orang yang bias mengambil pelajarandari harii kemarin, instrospeksi diri, mempersiapkan diri untuk kehidupan kubur, dan selalu merasa diawasi oleh Allah, baik saat terang-terangan maupun sembunyi.
  • Salah satu bentuk kebahagiaan adalah hati yang terhindar dari berbagai penyakit yang serius, misalnya; ragu, tidak menerima, berpaling dari Allah, tidak yakin, syubhat, dan hawa nafsu.
  • Salah satu kebahagiaan seorang hamba adalah menyembunyikan rahasia dirinya dan merencanakan jalan hidupnya.
  • Senyum adalah kunci kebahagiaan, cinta adalah pintunya, kegembiraan adalah taman bunganya, iman adalah cahayanya dan keamanan adalah temboknya.
  • Untuk memperoleh kebahagiaan, rasa aman dan ketenangan, maka setiap individu dituntut untuk melakukan nilai-nilai keutamaan, sifat-sifat muliadan tindakan-tindakan yang baik. Nabi Saw. bersabda, “berusahalah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untukmu dengan (tetap) memohon pertolongan kepada Allah,”  (Al-Hadist).
Sumber: Butir-butir Motivasi Laa Tahzan Saripati Karya Dr.'aidh ibn Abdillah al-Qarni (City Ardhillah 'Azz)

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts