Kamis, 28 November 2013

Memilih Sikap Positif

Jaka adalah seorang manager restoran di Jakarta. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang ia kerjakan, dia akan selalu menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar."
Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jaka pindah kerja. Mereka tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mereka mengikutinya adalah karena sikapnya. Jaka adalah seorang motivator alami. Jika karyawannya sedang menghadapi hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberi tahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang telah dialami.
Gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran. Jadi, suatu hari aku temui Jaka dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti. Tidak mungkin seseorang menjadi orang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?"
Jaka menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada seseorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."
"Tetapi, tidak selalu semudah itu," protesku.
"Ya, memang begitu." kata Jaka. "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang di sekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jaka mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jaka cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jaka dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih di dalam tubuhnya. Aku lihat Jaka enam bulan setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jaka bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.
"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jaka. "Kemudian setelah menembak dan tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."
"Apa kamu tidak takut?" tanyaku.
Jaka melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembu. Tapi, saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster, aku jadi takut. Mata mereka berkata'Orang ini akan mati.' Aku tahu aku harus mengambil tindakan."
"Apa yang kamu lakukan?" tanyaku.
"Di sana, ada dokter gemuk yang bertanya padaku," kata Jaka. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya,' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik napas dalam-dalam dan berteriak 'Peluru!' Di tengah tawa mereka , aku katakan, "Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati."
Jaka dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari Anda dapat memilih apakah Anda akan menikmati hidup Anda atau membencinya.
Satu hal yang menarik benar-benar milik Anda yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup Anda sehingga jika Anda bisa mengendalikannya dalam segala hal dalam hidup akan menjadi lebih mudah.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts