Rabu, 27 November 2013

Never Perfect in the World


Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintahkan oleh seorang raja yang bijaksana. Namanya Raja Henry. raja yang telah tua itu ingin segera turun tahta. Dia memiliki seorang anak yang bernama Pangeran Arthur. Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab serta bijaksana. Ia juga dekat dengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintah kerajaan itu. Sayangnya, ia belum beristri. Padahal, itu salah satu syarat untuk menjadi raja. Kesibukan di istana pun dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibuk mencarikan wanita yang cocok untuk pangeran.

Tapi, tak satu pun wanita yang dapat membuat Pangeran Arthur jatuh cinta. Selalu saja ada kekurangannya di mata Pangeran Arthur. Pada suatu hari, datanglah seorang pemuda pengembara. Ia datang ke kerajaan dan menemui pangeran yang sedang melamun di taman istana.
"Selamat pagi, Pangeran Arthur," sapa sang pengembara.
"Selamat pagi, siapakah engkau?" tanya Pangeran Arthur.
"Aku pengembara biasa. Namaku Theo. Kudengar Pangeran sedang bingung memilih calon istri?" tanya Theo.
"Ya, aku bingung sekali. Semua wanita yang dikenalkan padaku tidak ada yang menarik hati. Ada yang cantik, tapi berkulit hitam. Ada yang putih, tapi bertubuh pendek. Ada yang bertubuh semampai, berwajah cantik, tetapi tidak bisa membaca. Aduuh!" keluh sang pangeran dengan wajah bingung.
"Hmm, bagaiman kalau kuajak Pangeran berjalan-jalan sebentar. Siapa tahu di perjalanan nanti Pangeran bisa menemukan jalan keluar," ajak Theo ambil memandang wajah pangeran yang tampak letih.
"Ooh, baiklah," jawab pangeran sambil melangkah.
Mereka berdua lalu berjalan-jalan ke luar istana. Theo mengajak pangeran ke daerah pantai. Di sana, mereka berbincang-bincang dengan seorang nelayan. tak lama kemudian, nelayan itu mengajak pangeran dan Theo ke rumahnya.
"Istriku sedang memasak ikan bakar yang lezat. Pasti Pangeran menyukainya," ujar si nelayan.
Setibanya di rumah nelayan, terciumlah aroma ikan bakar yang sangat lezat. Mereka duduk di teras rumah nelayan itu. Tak lama kemudian, keluarlah istri nelayan menghidangkan ikan bakar. Istri nelayan itu bertubuh pendek. Ketika sang istri masuk ke dalam, Theo bertanya. "Wahai Nelayan, mengapa engkau memilih istri yang bertubuh pendek?"
Nelayan itu tersenyum lalu menjawab "Aku mencintainya. Lagi pula,walau tubuhnya pendek, hatinya sangat baik. Ia aapun pandai memasak." Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Selesai makan, mereka berterima kasih dan melanjutkan perjalanan.
Kini, Theo dan Pangeran Arthur sampai di rumah seorang petani. Di sana, mereka menumpang istirahat. Rumah pak tani sangat bersih. Tak ada sedikit pun debu. Setelah beberapa saat mereka bercakap-cakap dengan pak tani, keluarlah istri pak tani menyuguhkan minuman dan kue-kue kecil. Bu tani bertubuh sangat gemuk. Pipinya tembem dan dagunya berlipat-lipat.
Setelah bu tani pergi ke sawah, Theo pun bertanya, Pak tani yang baik hati, mengapa kau memilih istri yang gemuk?"
Pak tani tersenyum dan menjawab dengan suara bangga, "Ia adalah wanita yang rajin. Lihatlah, rumahku bersih sekali bukan? Setiap hari, ia membersihkannya dengan teliti. Lagi pula, aku sangat mencintainya." Pangeran dan Theo mengangguk-angguk mengerti. Mereka pamit dan berjalan pulang ke istana.
Setibanya di istana, mereka bertemu dengan seorang pelayan dan istrinya. Pelayan itu amat pendiam, sedangkan istrinya cerewet sekali. Theo kembali bertanya, "Pelayan, mengapa kau mau beristrikan wanita secerewet dia?"
Pelayan menjawab sambil merangkul istrinya, "Walau cerewet, dia sangat memperhatikanku. dan aku sangat mencintainya."
Theo dan Pangeran Arthur mengangguk-angguk mengerti. Keduanya berjalan dan duduk di tepi kolam istana. Pangeran bertanya kepada Theo, "Kini aku mengarti. Tak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan calon istriku. Yang penting aku mencintainya dan hatinya baik."
Theo menarik napas lega. Ia membuka rambutnya yang ternyata palsu. Rambut aslinya ternyata panjang dan keemasan. ia juga membuka kumis dan jenggot palsunya.
Kini, di hadapan pangeran ada seorang putri yang canti jelita. Putri itu berkata, "Pangeran sebenarnya aku Putri Rosa dari negeri tetangga. Ibunda Pangeran mengundangku ke sini dan menyuruhku melakukan semua hal tadi. Mungkin ibunda ingin menyadarkan Pangeran."
Paangeran sangat terkejut tetapi kemudian berkata, "Akhirnya aku dapat menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istriku." 


"Tak ada manusia yang sempurna. Begitu pula dengan calon pasangan kita. Yang penting, kita mencintainya dan hatinya baik"

Sumber buku karangan abdul Azid Muttaqin "Kisah Lima Monyet & Bill Gates"

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts