Rabu, 11 Desember 2013

Kentut Sebagai Tanda Cinta


Butet menyatakan bahwa kentut dapat dijadikan sebagai parameter besarnya cinta kekasih. Maksudnya, jika seorang kekasih berani kentut di hadapan kita, berarti ia mncintai kita. Walaupun sekilas seperti guyonan, tetapi hal itu merupakan kebenaran. Cobalah perhatikan suami istri yang sudah lama menikah. Keduanya tak sungkan kentut di dekat pasangannya, karena telah dinaungi cinta.
Lain halnya dengan sepasang kekasih yang belum menikah. Keduanya pasti berpikir seribu kali untuk kentut di hadapan pasangannya. Keduanya khawatir dinilai tidak sopan dan tidak menghormati pasangan. Oleh karena itu, salah satu di antara keduanya lebih baik menahan kentut dan sakit perut daripada kentut disana. Sesungguhnya, kondisi ini dikarenakan keduanya belum yakin akan kekuatan cinta.
Keduanya masih berusaha menunjukkan hal-hal positif dan ingin tampak sempurna di depan pasangannya. Keduanya pura-pura baik, perhatian, bersimpati, berempati, serta tidak berani menyampaikan kekurangan dan kelemahan satu sama lain.
Sesungguhnya, cinta adalah kemampuan untuk menyatakan segala sesuatu yang sebenarnya, baik kelebihan maupun kekurangan. Orang yang saling mencintai akan membantu memperbaiki kesalahan pasangannya, dan mengelolanya menjadi energy kebajikan pada masa mendatang.

Orang yang saling mencintai tidak akan bersikap seperti polisi, jaksa, atau hakim yang bertugas menilai benar atau salah, lalu menentukan balasan yang setimpal. Keduanya akan menyayangi satu sama lain. Nah, kita tentu ingin menjadi orang yang bias mencintai, bukan? Oleh karena itu, marilah kita berguru kepada orang yang sudah mampu mencintai. Sebagai contoh, jika kita ingin menjadi dokter, maka kita harus menuntut ilmu kepada dokter.

Mendasari Ilmu Tentang Cinta

Ilmu harus berdasarkan cinta. Tanpa cinta, ilmu dapat menyebabkan terjadinya kerusakan yang besar, bahkan melebihi besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh kebodohan. Menurut Gede Prana, ilmu adalah anaknya cinta. Oleh karena itu, ilmu harus mematuhi cinta.

Tokoh-tokoh moral dunia senantiasa mendasari ilmu dengan cinta, misalnya Jalalaluddin Rumi yang disebut Nabi Para Penyair mendasarkan karya-karyanya dengan cinta. Ia menjelaskan bahwa segala sesuatu berasal dari cinta. Berkat beliau, agama Islam dapat menampakkan wajah yang penuh kasih sayang kepada siapa pun.

Lain halnya dengan ilmu yang "mendurhakai" cinta. Ia akan menunjukkan wajah yang garang kepada semua orang. Ilmu yang "durhaka" adalah ilmu yang menimbulkan kerusakan, menebarkan kebencian dan memunculkan fitnah.


Sesungguhnya, tokoh-tokoh hebat seperti Rumi tidak hanya berasal dari umat Islam. Di kalangan Nasrani, ada Bunda Theresa. Dari agama Hindu, kita mengenal Mahatma Gandhi, sedangkan di kalangan Buddha, dikenal Dalai Lama. Merekalah pelaku-pelaku akhlakul karimah  yang dianugerahi ilmu yang tunduk dan berbakti pada cinta. Mereka meyakini bahwa ilmu agama adalah "tangan" Tuhan yang membelai umat manusia dengan penuh kasih sayang, bukan "tangan" Tuhan yang memukul dan menyakiti.






Sumber  Buku "Potensi SQ, EQ, & IQ di Balik Ayat-ayat al-Faatihah" Mustamir, S.Ked.

Selasa, 10 Desember 2013

Kumpulan Syair dan Puisi Jalaluddin Rumi 2

Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.
Demi Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan menyembah dirimu sendiri.
Di mana saja kau berada, apa pun keadaanmu, cobalah selalu menjadi seorang pecinta yang senantiasa dimabuk oleh kasih-Nya. Sekali kau dikuasai oleh kasih-Nya, maka kau akan hidup menjadi seorang pecinta yang hidup bagaikan dalam pusara. Dan kau akan tetap hidup hingga hari kebangkitan itu tiba, lantas kau pun akan dibawa ke dalam surga dan hidup kekal selamanya. Namun, jika kau belum menjadi seorang pecinta, maka pada hari pembalasan seluruh pahalamu tidak akan dihitung.
Diamlah! Cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kaulem
Di gurun pasir tanpa batas, aku kehilangan jiwaku, dan menemukan bunparkan sembarangan seperti sebutir batu.ga mawar ini.
“Datang dengan tangan kosong ke rumah teman-teman, bagai pergi ke kilang tepung tanpa membawa gandum”
“Dalam perjalanan itu tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian sebagai teman”
“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis, dengan cinta, tembaga menjadi emas, dengan cinta sampah menjadi jernih, dengan cinta yang mati menjadi hidup, dengan cinta yang raja menjadi budak. Dari ilmu cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan rang di atas tahta begini?”
“Dunia hanyalah seperti cermin yang memantulkan kesempurnaan Cinta Tuhan. Wahai kawan! Mungkinkah ada sesuatu yang lebih besar dari keseluruhan?”
“Dulu dia mengusirku, sebelum belas kasih pun urun ke hatinya dan memanggil. Cinta telah memandangku dengan ramah pula”
“Dunia manusia adalah batin yang memiliki kemegahan. Karena itu duhai sahabat, mungkinkah engkau menjadi bijak, sementara yang relatif terus saja kau jadikan pujaan?”
“Dalam cinta segalanya berubah rupa. Orang Amerika berubah menjadi orang Turki”
Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi. Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih menjelma dalam setiap tindakan kita. Ada beratus jalan untuk berlutut dan bersujud kepada-Nya.
Hati manusia selalu terbuka dan dapat menerima segalanya: semua yang baik dan buruk menjadi bagian dari Sufi.
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
Hidup adalah perjalanan yang mengakibatkan keterpisahan demi kemanunggalan.
Ikat dua burung bersama. Mereka tidak akan dapat terbang, kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
Ingatlah bahwa Nabi Muhammad pernah berkata: “Satu penglihatan tentang-Nya adalah suatu berkah yang tak terhingga.” Setiap daun dari suatu pohon membawa suatu firman dari dunia yang tak terlihat. Lihatlah, tiap-tiap daun yang jatuh ke tanah sebagai suatu berkah dari-Nya. Segala sesuatu di alam ini senantiasa menari dalam harmoni, bernyanyi tanpa lidah, dan mendengar tanpa telinga, ya, semua itu adalah berkah yang tak terhingga dari-Nya.
Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang Maha Agung akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah bagiku!
”Iri hati membuat aku berkata,”Aku masih rendah untuk menghadapi si polan dan si polan, dan nasibnya yang baik menambah diriku yang serba kurang” Memang iri hati adalah suatu cacat, lebih dari apapun”
Juallah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu.
Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada cermin persepsimu.
Jatidiri kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman. Dan mahluk adalah bayang-bayang-Nya.
Jika kau berputar mengelilingi matahari, maka kau pun akan menjadi matahari. Jika kau berputar mengelilingi seorang Guru, maka kau pun akan bersatu dengan-Nya. Kau akan menjadi sebutir permata, jika kau menari mengelilingi-Ku. Dan kau akan berkelip seperti emas, jika kau menari mengelilingi-Nya.
Jika kau ingin melihat wajah-Nya, maka tengoklah pada wajah sahabatmu tercinta.
Jika kau mendefinisikan dan membatasi “Aku” dengan berbagai konsepmu, maka kau akan kelaparan dengan dirimu sendiri. Lalu “Aku” pun akan jatuh ke dalam suatu kotak yang terbuat dari kata-kata, dan kotak itu adalah peti mayatmu sendiri.
“Jika sepuluh lampu ada di satu tempat berbeda bentuk satu sama lain, namun kita tak dapat membedakan itu dari sinar yang mana bila memusatkan pada satu cahaya. Dalam dunia rohani tak ada perbedaan, tak ada pribadi-pribadi yang muncul. Yang terindah adalah keserasian Sahabat dengan sahabat-Nya. Berpeganglah kuat-kuat pada rohani. Tolonglah si keras kepala ini yang terpecah-belah sendiri, yang mungkin terdapat persatuan di bawahnya, seperti harta terpendam”
“Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. Pergilah, cari yang dari baja, kemudian majulah dengan gembira. Pedang hakikat adalah pelindung seorang wali Tuhan, saatmu bersama dia sungguh berguna seperti piala kehidupan itu sendiri. Semua orang arif berkata sama, orang yang mengenal Tuhan adalah rahmat Tuhan kepada hamba -hamba Nya” menjadi sehat. Dia menghancurkan harta berharga dan dengan harta itu dapat membangun lebih baik dari sebelumnya”
“Jika hati tidak ada, bagaimana badan dapat bicara? Jika hati tidak mencari, bagaimana dapat mencari”
“Jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku”
“Jika hatimu menjadi kuburan rahasia, hasrat hatimu akan diperoleh lebih cepat. Nabi berkata, bahwa barang siapa dapat menjaga rahasia dalam lubuk hatinya dia akan segera mencapai hasrat yang ditujunya. Jika benih-benih ditanam di dalam tanah, segala rahasia batin akan menjadi taman yang subur”
“Jalan kehidupan rohani membuat badan remuk dan kemudian memulihkannya menjadi sehat. Dia menghancurkan harta berharga dab dengan harta itu dapat membangun lebih baik dari sebelumnya”
“Jika sepuluh lampu ada di satu tempat berbeda bentuk satu sama lain, namun kita tak dapat membedakan itu dari sinar yang mana bila memusatkan pada satu cahaya. Dalam dunia rohani tak ada perbedaan, tak ada pribadi-pribadi yang muncul. Yang terindah adalah keserasian Sahabat dengan sahabat-Nya. Berpeganglah kuat-kuat pada rohani. Tolonglah si keras kepala ini yang terpecah-belah sendiri, yang mungkin terdapat persatuan di bawahnya, seperti harta terpendam”
“Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. Pergilah, cari yang dari baja, kemudian majulah dengan gembira. Pedang hakikat adalah pelindung seorang wali Tuhan, saatmu bersama dia sungguh berguna seperti piala kehidupan itu sendiri. Semua orang arif berkata sama, orang yang mengenal Tuhan adalah rahmat Tuhan kepada hamba -hamba Nya”
“Jika dua orang sampai bersentuhan satu sama lain, tak dapat diragukan, mereka mempunyai persamaan. Bagaimana burung akan terbang kalau tidak dengan sempurna?”
“Jika kita menggali lubang untuk menjerumuskan orang ke dalamnya, kita sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya. Jangan menganyam sendiri kepompong ulat sutera dan jangan menggali lubang itu terlalu dalam. Janganlah mengira si lemah tak punya pelindung dan ucapkan kata-kata dari Quran, “kapankah pertolongan dari Allah akan datang”

“Jadilah kekasih bagi dirimu sendiri! Lampaui dua dunia. Dan tinggalah di kediaman sendiri! Pergi, jangan mabuk dengan anggur dan kecongkakan – kecongkakan itu! Lihatlah kilauan wajah itu dan sadarlah akan dirimu sendiri”

Kumpulan Syair dan Puisi Jalaluddin Rumi 1


 Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) (جلال‌الدین محمد بلخى) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedang ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi seorang cendekia yang saleh, ia mampu berpandangan ke depan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Saat Rumi berusia 3 tahun karena adanya bentrok di kerajaan maka keluarganya meninggalkan Balkh menuju Khorasan. Dari sana Rumi dibawa pindah ke Nishapur, tempat kelahiran penyair dan ahli matematika Omar Khayyam. Di kota ini Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan si bocah pengungsi ini kelak akan masyhur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan.



Meeting of Jalal al-Din Rumi and Molla Shams al-Din
 "Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?"
Adakalanya lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat daripada tinggal seorang diri. Kendati gagangnya sudah rusak, setidaknya ia masih melekat di pintu”
"Aku bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi, dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah."
"Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-Keilahian”."

"Aku telah melihat wajah mulia Sang Raja. Dia adalah mata dan matahari surga. Dia adalah teman seperjalanan dan penyembuh semua mahluk. Dia adalah jiwa dan alam semesta yang melahirkan jiwa-jiwa. Dia menganugerahkan kebijaksanaan pada kebijaksanaan, kemurnian pada kemurnian. Dia adalah tikar sembahyang bagi jiwa orang-orang suci. Setiap atom di tubuhku berlompatan sambil menangis dan berkata: “Terpujilah Tuhan.”"
"Apapun juga yang mereka katakan atau pikirkan, aku tetap ada di dalam Kau, karena aku adalah Kau. Tak seorang pun dapat memahami hal ini, sampai ia mampu melampaui pikirannya."
"Aku kehilangan duniaku, ketenaranku, dan pikiranku. Ketika matahari terbit, maka semua bayang-bayang lenyap. Aku berlari mendahului bayang-bayang tubuhku yang lenyap saat aku berlari. Namun, cahaya matahari itu berlari mendahuluiku dan memburuku, hingga aku pun terjatuh dan bersujud pasrah ditelan samudera kilau-Nya yang mempesona."
"Aku ingin melihat wajah-Mu pada sebatang pohon, pada matahari pagi, dan pada langit yang tanpa warna."
"Awan-awan berada dalam keheningan meski penuh dengan berjuta kilat. Cinta akan memberi kelahiran baru bagi para filsuf berkepala batu. Jiwaku adalah ombak di dalam samudera kemuliaan-Mu. Dan di dalam keheningan: alam semesta beserta segala isinya tenggelam di dasar samudera kemuliaan-Mu."
"Ayat-ayat Tuhan itu tersimpan di hati langit yang paling rahasia. Suatu hari, seperti hujan, ayat-ayat Tuhan itu akan jatuh dan menyebar, sehingga misteri Keilahian akan tumbuh menghijau di seluruh dunia."
Bila sakit karena cinta menambah keinginanmu, bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu”

Barangsiapa melihat sesuatu pada sebab-sebab, maka dia akan menjadi pemuja bentuk. Namun orang yang mampu menatap pada “Sebab Pertama”, maka dia akan menemukan cahaya yang memancarkan makna”
Berbicara dalam bahasa yang sama adalah kekeluargaan dan persamaan bila kita bersama mereka bila kita percayai, kita seperti orang tawanan dalam rantai. Banyak orang India dan Turki berbiacra dalam bahasa yang sama, namun banyak pasangan orang Turki ternyata orang – orang asing. Bahasa yang sama – sama dipahami memang khusus, kebersamaan hati lebih baik dari pada kebersamaan bahasa”
Badan ini hanyalah suatu cermin surga. Energinya membuat para malaikat cemburu. Kemurniannya membuat malaikat Seraphim terkejut. Dan Iblis yang berdiam di urat-urat syarafmu pun menggigil takut.”
Cintaku pada-Nya adalah hakikat jiwaku. Hidupku adalah gelora yang selalu merindukan-Nya. Aku hidup seperti seorang gipsi pengembara, aku tak pernah menetap di tempat yang sama, namun setiap malam aku selalu bernyanyi dan menari ditemani bintang-bintang di bawah langit yang sama.
"Cinta adalah suatu penyakit, yang orang dihingapinya tidak pernah ingin disembuhkan."
Cinta orang yang sudah mati tidak selamanya, sebab yang sudah mati tak akan kembali. Tapi cinta orang yang masih hidup lebih segar daripada kuncup yang baru bersemi, bai bagi mata batin atau mata lahir. Pilihlah cinta Yang Hidup Abadi yang tak akan pernah berakhir, yang memberikan kita anggur yang menambah kehidupan. Jangan berkata, “Kami punya jalan masuk kepada Raja itu” Berhubungan dengan dermawan tidaklah sulit”
Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini”
Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral”

Senin, 09 Desember 2013

Kata-kata Bijak Mahatma Gandhi



Mahatma Gandhi
Mohandas Karamchand Gandhi juga dipanggil Mahatma Gandhi (aksara Devanagari: मोहनदास करमचन्द गांधी) adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. 
Lahir: 2 Oktober 1869, Porbandar, India
Dibunuh: 30 Januari 1948, New Delhi, India
Pasangan: Kasturba Gandhi (m. 1883–1944)
Anak: Harilal Gandhi, Manilal Gandhi, Devdas Gandhi, Ramdas Gandhi
Orang tua: Karamchand Gandhi, Putlibai Gandhi
Penghargaan: Time Person of the Year

Pejuang Anti Kekerasan
Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

Senin, 02 Desember 2013

Time and Love



Once, on a small island, remained abstract objects, such as Love, Grief, Wealth, Happiness, and so on. They coexist well.
One time, there came a storm slammed the small island. Sea water suddenly rose and will soon submerge the island. All the inhabitants of the island quickly to save themselves. Love is very confused, because he can not swim and do not have a boat. He stood on the beach to look for help. Meanwhile, water continued to rise and start to wet the feet of Love.
Soon Love Wealth was seen rowing. “Wealth! Wealth! Help me!” Shouted Love.
“Oh, sorry love, my boat was filled with the treasures bendaku. I can not take you and, later this boat is sinking. Anyway there is no longer a place for you in this boat.”
Then, Wealth quickly paddling his boat away. Sad love once, but the joy of seeing through the boat.
“Excitement, help me!” Love shouted. However, excitement was too delighted to find a boat so that he does not listen to the cry of Love.
Water soaks increasingly rising up to his waist and Love began to panic. Shortly thereafter, Beauty Gone. “Beauty, take me with you,” cried Love.
“Oh Love, you’re wet and dirty, I can not take you along. Later you pollute this” said Beauty.
Sad love to hear it. He began to sob. It was then that through grief. “Oh Sadness, take me with you,” said Love.

“Sorry love, I’m sad, and I want to be alone” Grief said as he continued paddling the boat. Love was getting desperate. He saw the water getting up and will soon sink. At that critical voice, “Love, let’s quickly go up my boat,”; Love the sound and turned to see an old man with his boat. Quickly he climbed into the boat just before the water drowning.
On a nearby island, the old man lowered Love and get going again. At that moment, Love realized that he did not know who the parents who had saved it. Love immediately ask the old man to the old population on the island, who the old man.
“Oh, the old man was? She was Time,” the people said.
“But, why did he rescue me I do not know him. Fact, friends who knew me was reluctant to help me,” said Love
“Therefore, only time knows how the real value of love”

Kasih Sepanjang Masa

Kasih Sepanjang Masa

Suatu hari seorang anak menghampiri ibunya di dapur. Ia menyerahkan selembar kertas yang telah di tulisinya. Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek, ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya:

Sabtu, 30 November 2013

Kata-kata Bijak Soekarno

Soekarno
Dr. Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
  • Lahir: 6 Juni 1901, Kota Blitar, Indonesia
  • Meninggal: 21 Juni 1970, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia
  • Pendidikan: Institut Teknologi Bandung
  • Anak: Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Lainnya
  • Pasangan: Heldy Djafar (m. 1966–1969), Lainnya
  • Orang tua: Soekemi Sosrodihardjo, Ida Ayu Nyoman Rai


Bung Karno naik sepedaBerikut merupakan Kata-kata Bijak Soekarno :
 “Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia.. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.” “Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Ir. Soekarno ,Pidato HUT Proklamasi, 1964)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan, Walaupun jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama tangis!”
“Bangsa yang tidak percaya akan kemampuan dan kekuatan diri mereka sendiri sebagai satu kesatuan  bangsa, adalah bangsa yang tidak bisa berdiri dan merasa sebagai bangsa yang merdeka”
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”
“Kita ingin mendirikan satu Negara "semua buat semua", bukan satu Negara untuk satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan Negara "semua buat semua"
“Janganlah menganggap bahwa kita telah selesai dan cukup berjasa dengan segitiga warna. Selama masih ada rata tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya keringat”
“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dalam persaudaraan”
“Tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat”
“Kita mengira omong dan kritik itulah berarti demokrasi, dan bahwa makin banyak omong makin banyak kritik itulah makin berjalannya demokrasi. Padahal bukan itulah demokrasi”.
"Tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri."
"Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
"Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi, 1964]
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." [Ir. Soekarno, Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961]
"Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang rajawali."
"Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang."
"Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali."
"Apakah kelemahan kita adalah kurang percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong."
"Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan."
"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak." [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi]
"Aku lebih suka lukisan samudra yang gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram."
"Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi]
"Apabila dalam di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun."
"Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa yang akan datang."
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi 1956]
"Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?" [Ir. Soekarno, Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita sosialisme." [Ir. Soekarno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Walaupun jembatan emas di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.. satu ke dunia sama ratap sama tangis.."
“Biarkan kekayaan alam kita tetap tersimpan di perut bumi, sampai para insinyur-insinyur kita dapat mengolahnya sendiri”
Jika kita mempunyai keinginan yang kuat di dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya.
“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah.”

Demikian Kata-kata Bijak Soekarno yang diambil dari beberapa sumber. Semoga bermanfaat

Hati Seluas Samudra

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya yang belakangan ini wajahnya selalu tampak murung.
"Kenapa kau selalu murung, Nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Kemana perginya wajah bersyukurmu?" Sang guru bertanya.
"Guru, belakangan ini saya hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak habis-habisnya," jawab sang murid.

Menabur dan Menuai Kebajikan


Penemu Penisilin

Pada suatu hari, seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan. Tiba-tiba, ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata, ia melihat seorang pemuda sebaya sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang. Semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok. Pemuda yang pertama tadi sekuat tenaga memberikan pertolongannya. Dengan susah payah, pemuda yang terperosok itu dapat diselamatkan. Pemuda yang pertama tadi memapah pemuda yang terperosok itu pulang ke rumahnya.

Jumat, 29 November 2013

Kebenaran Itu Paralel

Seorang pawang membawa gajahnya ke sebuah pameran di negeri yang belum pernah melihat gajah.
Gajah itu kemudian ditempatkan di sebuah ruangan gelap. Dalam kegelapan itu, para pengunjung diizinkan untuk mendekati gajah dan menyentuhnya.

Perjalanan Arus Air

Sekumpulan kecil arus air turun dari gunung, jauh di atas sana melalui sejumlah desa dan hutan hingga ia mencapai padang pasir. Arus air kecil itu berpikir, “Aku telah melewati begitu banyak rintangan. Tentunya tidak ada masalah buat aku melintasi padang pasir ini.”

Kamis, 28 November 2013

Memilih Sikap Positif

Jaka adalah seorang manager restoran di Jakarta. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang ia kerjakan, dia akan selalu menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar."
Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jaka pindah kerja. Mereka tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mereka mengikutinya adalah karena sikapnya. Jaka adalah seorang motivator alami. Jika karyawannya sedang menghadapi hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberi tahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang telah dialami.
Gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran. Jadi, suatu hari aku temui Jaka dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti. Tidak mungkin seseorang menjadi orang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?"
Jaka menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada seseorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."
"Tetapi, tidak selalu semudah itu," protesku.
"Ya, memang begitu." kata Jaka. "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang di sekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."
Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jaka mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jaka cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jaka dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih di dalam tubuhnya. Aku lihat Jaka enam bulan setelah musibah tersebut.
Saat aku tanya Jaka bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.
"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jaka. "Kemudian setelah menembak dan tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."
"Apa kamu tidak takut?" tanyaku.
Jaka melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembu. Tapi, saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster, aku jadi takut. Mata mereka berkata'Orang ini akan mati.' Aku tahu aku harus mengambil tindakan."
"Apa yang kamu lakukan?" tanyaku.
"Di sana, ada dokter gemuk yang bertanya padaku," kata Jaka. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya,' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik napas dalam-dalam dan berteriak 'Peluru!' Di tengah tawa mereka , aku katakan, "Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati."
Jaka dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari Anda dapat memilih apakah Anda akan menikmati hidup Anda atau membencinya.
Satu hal yang menarik benar-benar milik Anda yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup Anda sehingga jika Anda bisa mengendalikannya dalam segala hal dalam hidup akan menjadi lebih mudah.


Kita Tidak Miskin


"Apakah kemiskinan itu, Bu? Anak-anak di taman bilang kita miskin. Benarkah itu, Bu?"
"Tidak, kita tidak miskin, Aiko."
"Apakah kemiskinan itu?"
"Miskin berarti tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan kepada orang lain."
"Tapi, kita memerlukan semua barang yang kita punyai. Apakah yang dapat kita berikan?"
"Kau ingatkah perempuan pedagang keliling yang kesini minggu lalu? Kita memberikannya sebagian dari makanan kita kepadanya. Karena ia tidak mendapat tempat menginap di kota, ia kembali kesini dan kita memberinya tempat tidur. Kita menjadi bersempit-sempitan. Kita pun sering memberikan sebagian sayuran kita kepada keluarga Watari, bukan?"
"Ibulah yang memberikannya. Hanya saya sendiri yang miskin. Saya tak punya apa-apa untuk saya berikan kepada orang lain."
"Oh, kau punya. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan kepada orang lain. Pikirkanlah hal itu dan kau akan menemukan sesuatu."
"Bu! Saya mempunyai sesuatu untuk diberikan. Saya dapat memberikan cerita-cerita saya kepada teman-teman saya. Saya dapat memberikan kepada mereka cerita-cerita dongeng yang saya dengar dan baca di sekolah."
"Tentu! Kau pintar bercerita. Bapakmu juga. Setiap orang senang mendengar cerita."
"Saya akan memberikan cerita kepada mereka, sekarang ini juga!"

Tampaknya yang perlu ditanyakan bukanlah "Apakah saya punya?" karena kita pasti mempunyai sesuatu, melainkan "Apakah yang saya punya?" yang bisa diberikan, seperti waktu, perhatian, cerita, tenaga, makanan, tumpangan, uang, dan lain sebagainya.
Pertanyaannya bukanlah "Seberapa saya punya?" karena kekayaan sejati lebih ditentukan oleh "Seberapa saya memberi?"


Rabu, 27 November 2013

Never Perfect in the World


Suatu ketika, terdapat sebuah kerajaan yang diperintahkan oleh seorang raja yang bijaksana. Namanya Raja Henry. raja yang telah tua itu ingin segera turun tahta. Dia memiliki seorang anak yang bernama Pangeran Arthur. Putra mahkota itu baik hati, bertanggung jawab serta bijaksana. Ia juga dekat dengan rakyat. Itu sebabnya ia sangat cocok untuk memerintah kerajaan itu. Sayangnya, ia belum beristri. Padahal, itu salah satu syarat untuk menjadi raja. Kesibukan di istana pun dimulai. Seluruh anggota kerajaan sibuk mencarikan wanita yang cocok untuk pangeran.

Cinta Dan Waktu

Alkisah, di suatu pulau kecil, tinggallah benda-benda abstrak, seperti Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kebahagiaan, dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Suatu ketika, datanglah badai menghempaskan pulau kecil itu. Air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau. Semua penghuni pulau cepat-cepat menyelamatkan diri.

Selasa, 26 November 2013

Lelucon Orang-Orang Arab 2

Laki-laki Arab dusun pergi ke masjid, kemudian shalat di dalamnya. Dalam shalat tersebut, imam mambaca surat, 'Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan.' (Al-Mursalat:1). Ketika Imam sampai pada ayat, 'Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang pertama?(Al-Mursalat:16). Tadinya laki-laki Arab dusun tersebut berdiri di shaf pertama, karena mendengar ayat tersebut, ia pindah ke shaf terakhir. Kemudian Imam membaca ayat, 'Kemudian Kami lanjutkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengadzab) orang-orang belakangan.' (Al-Mursalat:17). Mendengar ayat tersebut, laki-laki Arab dusun tersebut pindah ke shaf tengah, kemudian Imam membaca ayat, 'Begitulah Kami berbuat terhadap mujrim-mujrim (orang-orang berdosa).' (Al-Mursalat:18). Laki-laki Arab dusun tersebut bernama Mujrim. Mendengar namanya disebut ayat tersebut, ia lari sekencang-kencangnya sambil berkata, "Bukan aku yang dimaksud ayat tadi!"

Seorang pejalan kaki berpapasan dengan si Fulan, kemudian pejalan kaki tersebut bertanya kepada si Fulan tersebut, "Berapa lama aku bisa tiba di Madinah?" Si Fulan tersebut menjawab, "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini." Pejalan kaki tersebut tidak mendengar jawaban orang tersebut, kemudian ia mengulangi pertanyaannya dengan suara tinggi. Si Fulan tersebut tetap menjawab, "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini!" Pejalan kaki marah. Ia menduga si Fulan tersebut melecehkan dirinya, kemudian ia berteriak keras, "Jawab pertanyaanku, hai orang bodoh." Si Fulan tersebut menjawab,  "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini." Usai berkata seperti itu, si Fulan tersebut meninggalkan pejalan kaki. Dan pejalan kaki tersebut meneruskan perjalanannya sambil memaki-maki orang tersebut. Belum lama ia berjalan dari tempat tersebut, si Fulan memanggilnya memintanya berjalan pelan-pelan karena ia ingin menyampaikan sesuatu kepadanya. Pejalan kaki tersebut berhenti dan heran terhadap ketidaktahuan dirinya akan tahapan perjalannya. Pejalan kaki bertanya, "Apa yang engkau inginkan?" Si Fulan tersebut berkata dengan gaya seorang ahli filsafat, "Jika engkau berjalan dengan kecepatan seperti ini, Engkau tiba di Madinah dua jam lagi."
(Ternyata si Fulan ini ingin mengetahui berapa kecepatan berjalan si pejalan kaki tersebut, sehingga ia bisa memberi tahu kepada si pejalan kaki berapa lama baru sampai ke Madinah).

Seorang guru bertanya kepada salah satu muridnya, "Siapa yang engkau do'akan dalam shalatmu?" Sang murid menjawab, "Aku berdo'a untuk ibuku." Gurunya kembali bertanya, "Ayahmu tidak engkau do'akan?" Sang murid menjawab, "Ayahku seorang pengacara. Jadi ia dapat membela dirinya sendiri."

Popular Posts