Laki-laki Arab dusun pergi ke masjid, kemudian shalat di dalamnya. Dalam shalat tersebut, imam mambaca surat, 'Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan.' (Al-Mursalat:1). Ketika Imam sampai pada ayat, 'Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang pertama?' (Al-Mursalat:16). Tadinya laki-laki Arab dusun tersebut berdiri di shaf pertama, karena mendengar ayat tersebut, ia pindah ke shaf terakhir. Kemudian Imam membaca ayat, 'Kemudian Kami lanjutkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengadzab) orang-orang belakangan.' (Al-Mursalat:17). Mendengar ayat tersebut, laki-laki Arab dusun tersebut pindah ke shaf tengah, kemudian Imam membaca ayat, 'Begitulah Kami berbuat terhadap mujrim-mujrim (orang-orang berdosa).' (Al-Mursalat:18). Laki-laki Arab dusun tersebut bernama Mujrim. Mendengar namanya disebut ayat tersebut, ia lari sekencang-kencangnya sambil berkata, "Bukan aku yang dimaksud ayat tadi!"
Seorang pejalan kaki berpapasan dengan si Fulan, kemudian pejalan kaki tersebut bertanya kepada si Fulan tersebut, "Berapa lama aku bisa tiba di Madinah?" Si Fulan tersebut menjawab, "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini." Pejalan kaki tersebut tidak mendengar jawaban orang tersebut, kemudian ia mengulangi pertanyaannya dengan suara tinggi. Si Fulan tersebut tetap menjawab, "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini!" Pejalan kaki marah. Ia menduga si Fulan tersebut melecehkan dirinya, kemudian ia berteriak keras, "Jawab pertanyaanku, hai orang bodoh." Si Fulan tersebut menjawab, "Berjalanlah Engkau seperti jalanmu ini." Usai berkata seperti itu, si Fulan tersebut meninggalkan pejalan kaki. Dan pejalan kaki tersebut meneruskan perjalanannya sambil memaki-maki orang tersebut. Belum lama ia berjalan dari tempat tersebut, si Fulan memanggilnya memintanya berjalan pelan-pelan karena ia ingin menyampaikan sesuatu kepadanya. Pejalan kaki tersebut berhenti dan heran terhadap ketidaktahuan dirinya akan tahapan perjalannya. Pejalan kaki bertanya, "Apa yang engkau inginkan?" Si Fulan tersebut berkata dengan gaya seorang ahli filsafat, "Jika engkau berjalan dengan kecepatan seperti ini, Engkau tiba di Madinah dua jam lagi."
(Ternyata si Fulan ini ingin mengetahui berapa kecepatan berjalan si pejalan kaki tersebut, sehingga ia bisa memberi tahu kepada si pejalan kaki berapa lama baru sampai ke Madinah).
Seorang guru bertanya kepada salah satu muridnya, "Siapa yang engkau do'akan dalam shalatmu?" Sang murid menjawab, "Aku berdo'a untuk ibuku." Gurunya kembali bertanya, "Ayahmu tidak engkau do'akan?" Sang murid menjawab, "Ayahku seorang pengacara. Jadi ia dapat membela dirinya sendiri."
Seorang guru bertanya kepada salah satu muridnya, "Siapa yang engkau do'akan dalam shalatmu?" Sang murid menjawab, "Aku berdo'a untuk ibuku." Gurunya kembali bertanya, "Ayahmu tidak engkau do'akan?" Sang murid menjawab, "Ayahku seorang pengacara. Jadi ia dapat membela dirinya sendiri."
0 komentar:
Posting Komentar