Dr.
Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode
1945–1966. Ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia
dari penjajahan Belanda.
- Lahir: 6 Juni 1901, Kota Blitar, Indonesia
- Meninggal: 21 Juni 1970, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia
- Pendidikan: Institut Teknologi Bandung
- Anak: Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Lainnya
- Pasangan: Heldy Djafar (m. 1966–1969), Lainnya
- Orang tua: Soekemi Sosrodihardjo, Ida Ayu Nyoman Rai
Berikut merupakan Kata-kata Bijak Soekarno :
“Orang
tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia..
Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin.” “Tuhan tidak merubah nasib suatu
bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Ir. Soekarno ,Pidato HUT
Proklamasi, 1964)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir
penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan
kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan
dunia”
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan, Walaupun
jembatan emas.., di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama
rata sama rasa.., satu ke dunia sama ratap sama tangis!”
“Bangsa yang tidak percaya akan kemampuan
dan kekuatan diri mereka sendiri sebagai satu kesatuan bangsa, adalah
bangsa yang tidak bisa berdiri dan merasa sebagai bangsa yang merdeka”
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian,
bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena
kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”
“Kita ingin mendirikan
satu Negara "semua buat semua", bukan satu Negara untuk
satu orang, bukan satu Negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya.
Tetapi kita mendirikan Negara "semua buat semua"
“Janganlah menganggap bahwa kita telah selesai
dan cukup berjasa dengan segitiga warna. Selama masih ada rata tangis
di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai! Berjuanglah terus dengan
mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya keringat”
“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa
hidup dalam damai dalam persaudaraan”
“Tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi
yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat”
“Kita mengira omong dan kritik itulah
berarti demokrasi, dan bahwa makin banyak omong makin banyak kritik itulah
makin berjalannya demokrasi. Padahal bukan itulah demokrasi”.
"Tuhan menciptakan bangsa untuk maju
melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib
negerinya sendiri."
"Aku tinggalkan Kekayaan alam
Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku
tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."
"Barangsiapa ingin mutiara, harus
berani terjun di lautan yang dalam."
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan
inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu
ghoiyiru ma biamfusihim”. ”Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum
bangsa itu merobah nasibnya” [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi, 1964]
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa pahlawannya." [Ir. Soekarno, Pidato Hari Pahlawan 10
November 1961]
"Kita belum hidup dalam sinar bulan
purnama, kita masih hidup dimasa pancaroba. Jadi tetaplah bersemangat elang
rajawali."
"Gantungkan cita-cita mu setinggi
langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di
antara bintang-bintang."
"Laki-laki dan perempuan adalah
seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka
terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika patah satu
dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama
sekali."
"Apakah kelemahan kita adalah kurang
percaya diri sebaga bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri
dan kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah rakyat
gotong royong."
"Bangunlah suatu dunia dimana semuanya
bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan."
"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa
tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika
bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik
makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak." [Ir.
Soekarno, Pidato HUT Proklamasi]
"Aku lebih suka lukisan samudra yang
gelombangnya menggebu-gebu daripada lukisan sawah yang adem ayem tentram."
"Janganlah mengira kita semua sudah
cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di
gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan
sebanyak-banyak keringat." [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi]
"Apabila dalam di dalam diri seseorang
masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah
pun."
"Janganlah melihat ke masa depan dengan
mata buta. Masa yang lampau sangat berguna sebagai kaca benggala daripada masa
yang akan datang."
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung:
berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan
berkorban untuk mempertahankannya”. [Ir. Soekarno, Pidato HUT Proklamasi 1956]
"Apakah kita mau Indonesia merdeka,
yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang
semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku
oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?" [Ir. Soekarno,
Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram
kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku
cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten
pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur,
murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore
bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari
bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnya gantung siwurnya.
Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam
tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita
sosialisme." [Ir. Soekarno, Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Walaupun jembatan emas di seberang
jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama rata sama rasa.. satu ke dunia
sama ratap sama tangis.."
“Biarkan kekayaan alam kita tetap tersimpan
di perut bumi, sampai para insinyur-insinyur kita dapat mengolahnya sendiri”
Jika kita mempunyai keinginan yang kuat di
dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya.
“Jangan sekali-sekali melupakan sejarah.”
0 komentar:
Posting Komentar